Kamis, 17 Oktober 2013

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MEKARSARI, KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN METODE KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MEKARSARI, KECAMATAN CIMERAK KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI PENGGUNAAN METODE KOLABORATIF PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MEKARSARI, KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2009/2010



A.    Judul
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR                              DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI PENGGUNAAN METODE KOLABORATIF PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MEKARSARI, KECAMATAN CIMERAK, KABUPATEN CIAMIS TAHUN PELAJARAN 2009/2010
B.     Nama Penulis
Maman Suherman, S.Pd.
C.    Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Menulis Puisi Bebas, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, dan Metode Kolaboratif
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran menulis puisi menlalui penggunaan metode kolaboratif.Diharapkan melalui penggunaan metode tersebut tujuan pembelajaran menulis dapat dicapai oleh seluruh siswa kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2009/2010.Waktu pelaksanaannya, sesuai dengan kalender akademik di sekolah, agar tidak mengganggu jalannya aktivitas KBM.Rancangan penelitian yang ditempuh, yakni penelitian tindakan kelas, yang terdiri atas empat tahapan, yakni membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan dalam pembelajaran, mengobservasi tindakan, dan merefleksi tindakan.Penelitian tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus.Adapun data penelitian ini, meliputi catatan lapangan, catatan hasil pengamatan, dokumentasi perencanaan, dan hasil evaluasi.Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan diskusi. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif model mengalir, meliputi tahap reduksi data, pemaparan data, verifikasi, dan penyimpulan data. Untuk menguji keabsahan data dilakukan pengecekatan ulang (triangulasi) dengan kolabolator dan siswa.Setelah menyelesaikan penelitian ini, diperoleh simpulan sebagai berikut.
1.   Penggunaan metode kolaborasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
2.   Penggunaan metode kolaborasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
D.    Pendahuluan
a.      Latar belakang Masalah
Pembelajaran sastra di sekolah-sekolah bertujuan untuk memperhalus budi pekerti siswa, seperti ditegaskan dalam kurikulum yang berlaku saat ini. Hal ini sebagaimana ditegaskan Rusyana (1987:132), bahwa Pembelajaran sastra di sekolah perlu terus-menerusditingkatkan agar semakin hari makin memperhalus budi pekerti siswa, yang disajikan melalui pembelajaran keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis).
Salah satu dari tuntutan pembelajaran sastra di kelas III yang belum dapat dipenuhi dengan baik, khususnya oleh siswa kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis pada tahun pelajaran 2009/2010, yaitu menulis puisi. Dari 31 orang siswa, baru dikatehui 8 orang siswa yang mampu memenuhi tuntutan pembelajaran menulis puisi bebas.Kemampuan dimaksud, yakniMenulis puisi anak berdasarkan gambar” (BSNP, 2006:30).
Berdasarkan hasil refleksi awal, saat proses pembelajaran menulis puisi sedang berlangsung, siswa tampak kurang aktif meresfon setiap tuntutan, yaknibelajar menentukan gagasan pokok berdasarkan pengalaman, dan menulis puisi berdasarkan gagasan pokok dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.Selain itu, antarsiswa tidak terjadi saling belajar memberi dan menerima masukan yang positif dalam membangun pengetahuan tentang kompetensi yang sedang dipelajari.Siswa enggan bertanya jawab sehubungan dengan hal-hal yang kurang dipahaminya dalam memenuhi tuntutan pembelajaran.Hal ini sangat disadari karena pengelolaan pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak berbuat daripada duduk, dengar, catat, dan hafalkan (DDCH).Itu sebabnya, pada siswa dituntut memenuhi hal yang sebenarnya kurang mampu. Atas dasar itu, yang telah mendorong kepada penulis untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis pada tahun pelajaran 2009/2010.
b.      Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, dan Pemecahan Masalah
a)      Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi adanya permasalahan sebagai berikut.
1.      Pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis pada tahun pelajaran 2009/2010, tidak berlangsung dalam kondisi yang diharapkan, yakni mengaktifkan, mengkreatifkan, menyenangkan, dan memberhasilkan seluruh siswa di kelas ini.
2.      Antarsiswa tidak terjadi saling belajar memberi dan menerima masukan yang positif untuk membangun pengetahuan yang sangat diperlukan dalam memenuhi tuntutan pembelajaran.
3.      Siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru, sehubungan dengan materi pembelajaran yang kurang dipahaminya.
4.      Fokus pembelajaran yang seharusnya pada proses belajar siswa, yang dilakukan guru justeru lebih pada tersampaikannya materi pembelajaran kepada siswa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
5.      Belum ditemukan metode yang tepat untuk membelajarkan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran menulis puisi.
6.      Pembelajaran menulis puisi, tidak berlangsung kondusif, karena pengelolaan masih bersifat monoton.
7.      Sebagian besar siswa kurang berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal.

b)     Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, apa yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.    Bagaimana langkah-langkah menggunakan metode kolaboratif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi?
2.    Apakah penggunaan metode kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi?
c)      Pemecahan Masalah
          Untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran menulis puisi, diupayakan solusinya, yaitu metode kolaborasi. Penggunaan metode ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja guru dan siswa.Solusi ini ditempuh melalui prosedur penelitian tindakan kelas yang direncanakan dalam tiga siklus.

d)     Tujuan Penelitian
Penelitian ini tidak lepas dari tujuan, yakni sebagai berikut.
1.    Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi, agar aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
2.    Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi, agar dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
3.    Meningkatkan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran menulis puisi, agar tidak monoton dan terfokus pada proses belajar siswa secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.



E.     Kajian Teori
1.    Menulis Puisi
a.    Arti Menulis Puisi
Menulis puisi bebas berbeda dengan menulis puisi terikat. Perbedaan ini dapat diketahui dari penjelasan Nababan (2008:196), yang dikutip berikut “Puisi terikat, artinya puisi yang terikat oleh aturan bait dan baris. Sedang puisi bebas, artinya puisi yang tidak terikat oleh aturan bait, baris, maupun rima”.  Adapun isi puisi bebas dapat dibedakan atas romansa, elegi, ode, himne, epigram, satire, dan balada (Nababan, 2008:197). Contoh puisi bebas, di antaranya puisi karya Chairil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, dan Sapardi Djoko Damono. Salah satu puisi hasil karya penyair tersebut, di antaranya tertulis berikut.
Tragedi Winka dan Sihka
Kawin
Kawin
Kawin
Kawin
Kawin
Ka
win
Ka
win
Ka
win
Ka
win
Ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
Ka
sih
Ka
sih
Ka
sih
Ka
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
(Sutardji Calzoum Bachri, 1983)
Pada contoh puisi di atas tampak jelas ketidakteraturan bait, baris, maupun rima. Itu sebabnya menulis puisi seperti tidak sesulit menulis puisi terikat. Namun hal ini bukan berarti bebas untuk tidak meresfon ciri-ciri kebahasaan puisi dan hakikat unsur-unsur dan metode puisi. Pemahaman terhadap hal-hal ini penting agar diperoleh puisi yang diinginkan, termasuk dalam menulis puisi bebas.
b.   Ciri-ciri Puisi (Terikat atau Bebas) Ditinjau dari Segi Kebahasaan
Ciri suatu puisi, baik terikat maupun bebas, diantaranya dibangun dengan unsur kebahasaan yang khas, sebagaimana dijelaskan Nababan (2008:197), bahwa “Ditinjau dari segi kebahasaannya, puisi mempunyai ciri-ciri yang sudah tentu, antara lain : (1) pemadatan bahasa; (2) pemilihan kata khas atau kata berlambang; (3) kata konkret; (4) pengimajian; (5) irama; dan (6) tata wajah”. Adapun deskripsi dari ciri tersebut, sebagai berikut.
Pemadatan bahasa
Contoh :
Rasa cemburu seseorang karena dikhianati sang kekasih membuatnya tidak bisa mengontrol emosinya.
Untaian kata di atas dapat didapatkan dalam satu kata, seperti marah, benci, atau cemburu. Tidak perlu ditulis dalam beberapa kata secara berlebihan. Cukup dengan memilih salah satu kata itu sesuatu yang dirasakan tersampaikan secara unik dan menarik.
1)      Pemilihan kata khas atau kata berlambang
Ketentuan lain, bahasa puisi dibangun oleh pilihan kata yang khas atau kata berlambang. Kata-kata yang terpilih tersebut untuk melambangkan sesuatu yang mirip sifatnya. Contoh, bunga, melambangkan kecantikan gadis. Contoh lain, api, melambangkan kemarahan, dan baja, melambangkan kekuatan.


2)      Kata konkret
Kata konkret maksudnya kata-kata yang dipilih menggambarkan sesuatu secara konkret. Contoh, kuku besi untuk mengonkretkan kaki kuda yang bersepatu besi. Contoh lain, kaki bumi untuk mengonkretkan kuda yang menapaki jalan tidak beraspal.
3)      Pengimajian
Pengimajian berarti penggambaran sesuatu seolah-olah dapat dilihat oleh mata pembaca. Contoh, ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun karena angin pada kemuning. Pengimajian seperti ini termasuk dalam ungkapan imaji auditif (pendengaran), sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara yang digambarkan oleh penyair.
4)      Irama (ritme)
Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat. Contoh,
Pagiku hilang/sudah melayang
Hari mudaku/telah pergi
Kini petang/datang membayang
Batang usiaku/sudah tinggi
                     (Menyesal, Ali Hasjmi)
5)      Tata wajah
Tata wajah berarti puisi yang ditulis menampilkan sebuah gambaran yang dapat mewakili maksud tertentu. Contoh, seperti pada kutipan puisi Tragedi Winka dan Sihka karya Sutardji Calzoum Bachri. Mulai dari judul puisi hingga baris akhir, ditata sedemikian rupa, karena itu tampak suatu gambaran dengan maksud yang sudah tentu dapat mewakili apa yang ingin disampaikannya kepada pembaca.
b.      Unsur-unsur yang Terkandung di Dalam Puisi
Sekurang-kurangnya tiga unsur berikut harus diperhatikan dengan benar ketika menulis puisi. Ketiga unsur yang dimaksud, antara lain “(1) tema puisi; (2) suasana puisi; dan(3) amanat puisi” (Nababan, 2008:198). Inti ketiga unsur tersebut terdeskripsikan berikut.


1)      Tema puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Menurut Nababan (2008:198),”Tema dapat berupa masalah perjuangan, kepahlawanan, kekecewaan, kemunafikan, penderitaan, percintaan, keagamaan, dan lain-lain”. Contoh,
Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak
Lurus kaku pepohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut
Segala menanti. Menanti. Menanti
                     (Deru Campur Debu, Chairil Anwar)
Tema puisi di atas adalah perasaan seseorang, hal tersebut diungkapkan dengan pohon yang lurus kaku, tidak bergerak sampai ke puncak. Puisi tersebut juga menggambarkan perasaan sepi yang dirasakan seseorang sewaktu menantikan sesuatu, tetapi dalam penantian yang tidak kunjung datang. 
2)      Suasana puisi
Suasana puisi ialah suasana yang menyertai kejadian, peristiwa, atau hal-hal lain yang ingin diungkapkan dalam puisi. Misalnya, suasana gembira, bahagia, sedih, haru, kecewa, dan lain-lain. Contohnya, seperti dalam puisi yang dikutip berikut.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan syarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
                                 (Supardi Djoko Damono)
Suasana dalam puisi di atas adalah haru dan romantis. Hal ini dapat diketahui dalam bait pertama dan bait kedua pada larik pertama, yaitu menginginkan cinta itu melalui proses yang sederhana.
3)      Amanat puisi
Amanat puisi adalah pesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Contoh,
Dari Seorang Guru kepada Murid-muridnya
Adalah yang kupunya anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdian kepadamu
Kalau hari tunggu engkau datang ke rumahku
Aku takut anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
Semua kepadamu akan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
                                 (Hartoyo Andangjaya)
Tema puisi di atas adalah kritik sosial terhadap pemerintah yang tidak memperhatikan nasib guru. Puisi tersebut mengandung amanat, antara lain: (1) perbaikilah nasib guru; (2) hormatilah guru yang hidup menderita, tetapi tetap berbakti dengan penuh semangat; dan (3) jangan menilai guru dari harta materi, tetapi dari keseluruhan martabatnya.
2.    Metode Kolaborasi dalam Pembelajaran Menulis Puisi di Sekolah Dasar
a.      Pengertian Metode Kolaborasi
Pembelajaran menulis puisi berdasarkan teknik kolaborasi diilhami oleh pendapat Alwasilah (2005:25) yang mengemukakan sebagai berikut. “Shalat berjamaah – demikian kata Nabi – dua puluh tujuh kali lebih baik dari pada shalat menyendiri. Pahalanya pun jauh lebih besar. Karena itu lakukanlah shalat secara berjamaah di tempat yang mulia. Demikian pula menulis”. Adapun alasan-alasan lain, dijelaskan Alwasilah (2005:25), sebagai berikut.
1)      Dalam berjamaah (berkolaborasi) selalu ada imam atau seseorang yang dianggap paling senior yang bertindak sebagai model. Guru adalah imam, yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menulis.
2)      Kolaborasi adalah ajang bertegur sapa dan bersilaturahmi ilmu pengetahuan. Disitu ada pembelajaran berjamaah (social learning). Salah satu prinsipnya adalah, bahwa setiap orang memiliki kelebihan tersendiri.
3)      Imam – pun jika keliru – harus diperingatkan dengan santun. Jadi saling mengingatkan dalam kolaborasi, justru membuat anda semakin mengenal potensi diri dan membuat tulisan semakin bernas.
4)      Dalam kolaborasi setiap orang dibiarkan mengembangkan potensi dan kesenangannya mungkin menulis puisi, atau artikel opini.


b.      Langkah-langkah Metode Kolaborasi
Berdasarkan uraian di atas, Alwasilah (2005:31) memberikan ilustrasi langkah-langkah pembelajaran menulis puisi berdasarkan metode kolaborasi, yaitu sebagai berikut.
                                                        1)      Guru dalam lima menit menuntut siswa berkonsentrasi untuk menemukan ide awal, mungkin perasaan atau memori.
                                                        2)      Guru menuntut siswa menuliskan beberapa kata atau prase yang muncul dalam pikiran ketika mengingat objek yang menjadi fokus penulisan puisi.
                                                        3)      Guru menuntut siswa untuk menuliskan gagasannya secara singkat dalam bentuk puisi.
                                                        4)      Guru menyuruh siswa untuk membaca nyaring puisi yang ditulisnya.
                                                        5)      Guru menuntut siswa agar melakukan kolaborasi dengan temannya sehubungan dengan puisi yang ditulisnya (untuk mendapat komentar).
                                                        6)      Guru menyuruh siswa untuk membaca komentar dan saran yang diberikan oleh teman, dan menulis ulang kembali puisi berdasarkan komentar.

c.       Keunggulan dan  Kelemahan Metode Kolaborasi
Dalam setiap  metode yang digunakan,  sudah tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kekurangan dari metode ini adalah sebagai berikut.
1)      Kekurangan
a)      Mungkin terjadi pengelompokkan yang pesertanya  terdiri atas orang-orang yang  tidak tahu apa-apa sehingga kekuatan kelompok tidak seimbang.
b)      Laporan kelompok-kelompok kecil tidak tersusun secara sistematis dan tidak terarah.
c)      Pembicaraan mungkin dapat berbelit-belit.
d)     Membutuhkan waktu untuk mempersiapkan masalah dan untuk  pembagian masalah itu.



2)      Keunggulan
a)    Peserta didik  yang kurang biasa menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar, seolah-olah dipaksa  oleh situasi  untuk berbicara dalam kelompok  kecil.
b)   Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain dan  akan menyenangkan.
c)    Dapat menghimpun berbagai pendapat  tentang bagian-bagian masalah dalam  waktu singkat.
d)   Dapat digunakan  bersama teknik lain, sehingga penggunaan teknik ini dapat bervariasi.
3.    Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Pada bagian ini akan diuraikan tentang hakikat aktivitas dan hasil belajar siswa, sebagaimana tertulis berikut.
a.      Hakikat Aktivitas Belajar
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2006:272). Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran. Metode belajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar (Hermawan, 2006:78).
Menurut Kunandar (2006:272), indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: (1) mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran; (2) aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; dan (3) mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (StudentTeamsAchievementDivisons).
b.   Hakikat Hasil Belajar
Menurut Sudjana (1991:45), hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Pendapat yang tidak jauh berbeda dikemukakan Nasution (1989:112), bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif (Hermawan, 2006:79). Lebih lanjut dikemukakan, untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran pengetahuan sosial. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.

4.   Hipotesis Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Melalui ketiga siklus penelitian tindakan kelas tersebut, dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaborasi. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1)      Penggunaan metode kolaborasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
2)      Penggunaan metode kolaborasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi.














F.     Metodologi Penelitian
a.      Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini, yaitusiswa kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten CiamisTahun Pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 31 orang, yang sedang menempuh semester 1 pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

b.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Pemilihan tempat didasarkan pada tujuan, yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui penggunaan metode kolaborasi.

c.       Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada waktu semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.Waktu yang diperlukan lebih kurang 2 bulan, yang terhitung sejak bulan Juli hingga bulan Agustus 2009. Waktu pelaksanaannya mengikuti jam pelajaran yang telah diagendakan sekolah untuk mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas III pada semester ini.
d.      Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi yang diupayakan melalui penggunaan metode kolaborasi direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
e.       Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini, yaitu siswa, guru, dan teman sejawat.Sumber data dimaksud, lebih jelasnyasebagai berikut.



1.      Siswa
Untuk memperoleh data tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran menulis puisi melalui penggunaan metode kolaboratif.
2.      Guru
Untuk memperoleh data proses pengelolaan pembelajaran menulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif.
3.    Teman Sejawat
Teman sejawat diperlukan untuk memperoleh data secara komprehensiftentang kinerja guru dan siswa dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi melalui penggunaan metode kolaborasi.
f.       Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini, seperti melalui tes, observasi, wawancara, dan diskusi.Adapun penggunaan teknik tersebut di lapangan, yakni sebagai berikut.
1.      Teknis tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode kolaboratif.
2.      Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode kolaboratif.
3.      Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif.
4.      Teknik diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabolator digunakan dalam rangka merefleksi hasil siklus PTK.

g.      Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data penelitian ini meliputi lembar tes, lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar diskusi.
h.      Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.    Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode kolaborasi dilakukan dengan cara menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.    Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode kolaboratif dilakukan dengan cara menganalisis nilai rata-rata hasil ulangan setiap siklus PTK. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.    Implementasi pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif dilakukan dengan cara menganalisis tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
i.        Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menempuh tahapan penelitian tindakan kelas, seperti telah dikemukakan terdahulu.Jumlah siklus yang direncanakan sebanyak tiga siklus. Dalam setiap siklusnya melalui empat tahapan, yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun gambaran dari setiap siklusnya, sebagaimana digambarkan berikut.


Text Box: Gambar 1Alur Penelitian Tindakan Kelas Secara Umum











j.        Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang menunjukkan keberhasilan dari upaya yang telah ditempuh ini bukan saja dilihat dari kinerjasiswa tetapi juga guru, yang nota bene sebagai fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa dan kinerja komponen-komponen lainnya dalam sistem pembelajaran yang ditempuh.Adapun lebih jelasnya mengenai hal itu, seperti dijelaskan berikut.
1.    Siswa
1)      Kinerja siswa dilihat dari aktivitas, dengan indikator: aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.
2)      Kinerja siswa dilihat dari hasil belajar, dengan indikator tercapainya nilai kriteria ketuntasan minimal dan selalu meningkat dalam setiap siklusnya.
2.    Guru
Kinerja guru dilihat dari aktivitas, dengan indikator mengaktifkan, mengkreatifkan, menginovatifkan, mengefektifkan, dan menyenangkan. Hal-hal lainnya terkait dengan pengelolaan proses pembelajaran dilihat dari indikator perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan upaya tindak lanjut.

G.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.      Hasil Penelitian
1.      Deskripsi Siklus I
Pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif pada siklus I, sudah dilaksanakan tetapi kurang sesuai dengan rencana.Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan sebagai berikut.
1)      Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar berkolaborasi.
2)   Sebagian siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar berkolaborasi, meski belum sepenuhnya dipahami benar.
Untuk mengatasi masalah di atas, telah dilakukan upaya sebagai berikut.
1)      Guru secara intensif memberi pengertian kepada siswa mengenai proses belajar berkolaborasi yang efektif dan efisien.
2)      Guru berusaha meningkatkan pemahaman siswa yang dinyatakan kurang optimal melalui penjelasan singkat, namun cukup jelas.
Pada akhir siklus I dari hasil pengamatan guru dan teman sejawat dapat disimpulkan sebagai berikut.
1)      Siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar secara kolaboratif.
2)      Siswa mulai merasa senang dengan cara belajar berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif.
3)      Siswa sedikit banyaknya beroleh suatu simpulan bahwa proses pembelajaran menulis puisi berdasarkan metode kolaboratif memiliki langkah-langkah tersendiri, yang membutuhkan kesungguh-sungguhan dalam menjalaninya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pembelajaran menunjukkan kondisi sebagai berikut.
                        1)      Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaborasi pada siklus Iseperti tertuang di tabel berikut.
Tabel 1
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswapada Siklus I

No.

Subjek
Indikator Aktivitas Belajar
A
B
C
D
E
1
Subjek 01
1
1
1
1
1
2
Subjek 02
1
1
1
1
1
3
Subjek 03
1
1
1
1
1
4
Subjek 04
2
2
2
2
2
5
Subjek 05
1
1
1
1
1
6
Subjek 06
1
1
1
1
1
7
Subjek 07
1
1
1
1
1
8
Subjek 08
1
1
1
1
1
9
Subjek 09
2
2
2
2
2
10
Subjek 10
2
2
2
2
2
11
Subjek 11
1
1
1
1
1
12
Subjek 12
1
1
1
1
1
13
Subjek 13
2
2
2
2
2
14
Subjek 14
1
1
1
1
1
15
Subjek 15
1
1
1
1
1
16
Subjek 16
1
1
1
1
1
17
Subjek 17
1
1
1
1
1
18
Subjek 18
1
1
1
1
1
19
Subjek 19
2
2
2
2
2
20
Subjek 20
2
2
2
2
2
21
Subjek 21
2
2
2
2
2
22
Subjek 22
1
1
1
1
1
23
Subjek 23
1
1
1
1
1
24
Subjek 24
2
2
2
2
2
25
Subjek 25
1
1
1
1
1
26
Subjek 26
1
1
1
1
1
27
Subjek 27
1
1
1
1
1
28
Subjek 28
1
1
1
1
1
29
Subjek 29
1
1
1
1
1
30
Subjek 30
2
2
2
2
2
31
Subjek 31
2
2
2
2
2
Keterangan:
A.    Aktif
B.     Kreatif
C.     Inovatif
D.    Efektif
E.     Menyenangkan
1.      Kurang
2.      Cukup

                  2)      Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran menulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaborasi pada siklus I masih tergolong rendah, seperti tertuang pada tabel berikut. √

No.

Kegiatan

Indikator
Kategori Penilaian
TM
KM
CM
M
1
Perencanaan
Merumuskan Standar Kompetensi




Merumuskan Kompetensi Dasar




Merumuskan Indikator Hasil Belajar




Merumuskan Tujuan Pembelajaran




Merumuskan Materi Pokok




Merumuskan Kegiatan Pembelajaran




Merumuskan Alat dan Sumber Pembelajaran




Merumuskan Penilaian Pembelajaran




2
Pelaksanaan
Membuka pelajaran




Menjelaskan Tujuan dan Cara Belajar Mencapainya




Memotivasi Siswa Sebelum Mengikuti Kegiatan Pembelajaran




Mengelola Kegiatan Eksplorasi




Mengelola Kegiatan Elaborasi




Mengelola Kegiatan Konfirmasi




Memberi Simpulan




Memberikan Tindak Lanjut




Memberikan Tindak Lanjut





3

Evaluasi/Penilaian
Prosedur




Teknik




Bentuk




Soal






                  3)      Hasil evaluasi siklus I menunjukkan kemampaun siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran dinilai masih tergolong kurang. Hal ini terbukti dari masih banyaknya siswa yang nilai hasil belajarnya kurang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Adapun perolehan nilai tersebut seperti tertuang pada tabel berikut.

Tabel 2
Perolehan Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No.

Subjek

Nilai

Keterangan
1
Subjek 01
51
Kurang dari KKM
2
Subjek 02
55
Kurang dari KKM
3
Subjek 03
54
Kurang dari KKM
4
Subjek 04
63
Mencapai KKM
5
Subjek 05
57
Kurang dari KKM
6
Subjek 06
54
Kurang dari KKM
7
Subjek 07
58
Kurang dari KKM
8
Subjek 08
59
Kurang dari KKM
9
Subjek 09
67
Mencapai KKM
10
Subjek 10
66
Mencapai KKM
11
Subjek 11
52
Kurang dari KKM
12
Subjek 12
55
Kurang dari KKM
13
Subjek 13
56
Kurang dari KKM
14
Subjek 14
58
Kurang dari KKM
15
Subjek 15
58
Kurang dari KKM
16
Subjek 16
59
Kurang dari KKM
17
Subjek 17
53
Kurang dari KKM
18
Subjek 18
51
Kurang dari KKM
19
Subjek 19
68
Mencapai KKM
20
Subjek 20
70
Mencapai KKM
21
Subjek 21
71
Mencapai KKM
22
Subjek 22
54
Kurang dari KKM
23
Subjek 23
55
Kurang dari KKM
24
Subjek 24
68
Mencapai KKM
25
Subjek 25
69
Mencapai KKM
26
Subjek 26
58
Kurang dari KKM
27
Subjek 27
59
Kurang dari KKM
28
Subjek 28
55
Kurang dari KKM
29
Subjek 29
52
Kurang dari KKM
30
Subjek 30
67
Mencapai KKM
31
Subjek 31
69
Mencapai KKM

Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalanpembelajaran menulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif siklus I, tim peneliti telah melakukan refleksi, yang hasilnya sebagai berikut.
1)      Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran menulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran.
2)      Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar menulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif. Mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang menunjukkan sebagian besar siswa kurang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.
3)      Hasil evaluasi siklus I menunjukkan sebagian besar siswa kurang mampu mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan pembelajaranmenulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif di siklus IIdapat dibuat perencanaan sebagai berikut.
1)      Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih baik dan bersungguh-sungguh dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.
2)      Secara intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
3)      Memberi penghargaan kepada siswa yang mencapai tarap belajar dan hasil yang diinginkan.



2.      Deskripsi Siklus II
         Pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif  padasiklus II, sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Adapun hasilnya menunjukkan sebagai berikut.
1)      Suasana pembelajaran menulis puisi sudah mengarah pada proses belajar berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif.  Tugas yang diberikan guru kepada masing-masing dapat dikerjakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku yang diharapan, seperti ketua kelompok sudah mampu memimpin jalannya diskusi, antarsiswa dalam kelompok yang sudah dibentuk mampu memerankan tugasnya dengan cukup baik, dan antarkelompok berkompetisi dengan baik.
2)      Efektivitas waktu dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang kompetitif dalam penyelesaian tugas.
3)      Kualitas hasil tugas cukup memenuhi tuntutan.
4)      Sedikit siswa yang mengalami kendala, terkait dengan pemahamannya terhadap setiap tuntutan menulis puisi dan langkah-langkah belajar secara kolaboratif.
Kondisi seperti di atas diperkuat oleh penilaian kedua orang pengamat, yang dituangkan pada tabel berikut.
Tabel 3
Perolehan Nilai Aktivitas Belajar Siswapada Siklus II

No.

Subjek
Indikator Aktivitas Belajar
A
B
C
D
E
1
Subjek 01
2
2
2
2
2
2
Subjek 02
2
2
2
2
2
3
Subjek 03
2
2
2
2
2
4
Subjek 04
3
3
3
3
3
5
Subjek 05
2
2
2
2
2
6
Subjek 06
2
2
2
2
2
7
Subjek 07
2
2
2
2
2
8
Subjek 08
2
2
2
2
2
9
Subjek 09
3
3
3
3
3
10
Subjek 10
2
2
2
2
2
11
Subjek 11
2
2
2
1
1
12
Subjek 12
2
2
2
1
1
13
Subjek 13
3
3
2
2
3
14
Subjek 14
2
2
2
2
2
15
Subjek 15
2
2
2
2
2
16
Subjek 16
2
2
2
2
2
17
Subjek 17
3
3
3
3
3
18
Subjek 18
2
2
2
2
2
19
Subjek 19
2
2
2
2
2
20
Subjek 20
2
2
2
2
2
21
Subjek 21
2
2
2
2
2
22
Subjek 22
3
3
3
3
3
23
Subjek 23
2
2
2
2
2
24
Subjek 24
2
2
2
1
1
25
Subjek 25
2
2
2
1
1
26
Subjek 26
3
3
2
2
3
27
Subjek 27
2
2
2
2
2
28
Subjek 28
2
2
2
2
2
29
Subjek 29
2
2
1
1
1
30
Subjek 30
3
3
3
2
3
31
Subjek 31
3
3
3
3
3
Keterangan:
A.    Aktif
B.     Kreatif
C.     Inovatif
D.    Efektif
E.     Menyenangkan
1.      Kurang
2.      Cukup
3.      Baik

Berdasarkan pengamatan dan evaluasi siklus II, menunjukkan perubahan yang lebih baik dari siklus I. Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)      Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam PBM selama siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Perolehan Skor Aktivitas Belajar Siswa dalamPBM Siklus II

Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
Persentase
Keterangan
Kelompok 1
12
16
75

Kelompok 2
13
16
81

Kelompok 3
14
16
88
Tertinggi
Kelompok 4
11
16
69

Kelompok 5
10
16
63
Terendah
Kelompok 6
11
16
69

Kelompok 7
12
16
75

Kelompok 8
13
16
75

Rerata
12
16
74



Grafik 2
Perolehan Skor Aktivitas Belajar Siswa dalam PBM Siklus II
2)      Hasil observasi aktivitas mengajar guru dalam PBM pada siklus II tergolong sedang. Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus I. Dari skor ideal 44, nilai yang diperoleh adalah 35 atau 80%.
3)      Hasil evaluasi penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran pada siklus II tergolong sedang, yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rerata skor perolehan adalah 70 atau 70%.
4)      Hasil evaluasi siklus II mengalami peningkatan yang sebelumnya 5,48 menjadi 6,53. Ini berarti naik 1,05.
         Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif pada siklus II, maka tim peneliti melakukan refleksi, yang hasilnya sebagai berikut.
1)      Aktivitas belajar siswa dalam PBM siklus II sudah mengarah ke langkah-langkah belajar berdasarkan metode kolaboratif. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 69% pada siklus 1 menjadi 74% pada siklus II.
2)      Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada langkah-langkah metode kolaboratif. Guru secara intensif membimbing siswa saat mengalami kesulitan dalam PBM. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 61,36% pada siklus 1 menjadi 80% pada siklus II.
3)      Meningkatnya aktivitas siswa dalam melaksanakan evaluasi berdampak pada meningkatnya kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi diperoleh 6,20 pada siklus I meningkat menjadi 7,00 pada siklus II.
4)      Meningkatnya rata-rata nilai hasil evaluasi pada siklus II menjadi 6,53.
5)      Masih terdapat beberapa orang siswa yang dinyatakan belum tuntas, karena hasil evaluasinya kurang mencapai nilai yang telah ditetapkan sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Oleh karena itu, maka dilaksanakan pembelajaranmenulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif pada siklus III.

3.      DeskripsiSiklus III
Pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif pada siklus III, sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana serta berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.Adapun hasilnya menunjukkan sebagai berikut.
1)      Suasana pembelajaran menulis puisi sudah lebih mengarah pada langkah-langkah metode kolaboratif. Tugas yang diberikan guru kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik mampu dikerjakan dengan lebih baik lagi. Siswa dalam satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antarsesama anggota kelompok. Siswa kelihatan lebih antusias mengikuti PBM.
2)      Hampir semua siswa merasa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain.
3)      Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta.
Berdasarkan pengamatan dan evaluasi siklus III, hasilnya menunjukkan sebagai berikut.
1)      Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti PBM siklus III seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 3
Perolehan Skor Aktivitas Belajar Siswa dalam PBM Siklus III
Kelompok
Skor Perolehan
Skor Ideal
Persentase
Keterangan
Kelompok 1
14
16
88

Kelompok 2
14
16
88

Kelompok 3
15
16
94
Tertinggi
Kelompok 4
13
16
81

Kelompok 5
12
16
75
Terendah
Kelompok 6
13
16
81

Kelompok 7
14
16
88

Kelompok 8
14
16
88

Rerata
12
16
85



Grafik 3
Perolehan Skor Aktivitas Belajar Siswa dalam PBM Siklus III

2)      Hasil pengamatan aktivitas mengajar guru dalam PBM siklus III mendapat rerata nilai perolehan 40 dari skor ideal 44 atau 91%. Hal ini berarti menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dari siklus sebelumnya.
3)      Hasil evaluasi siklus III menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran memiliki nilai rerata 85 atau 85% dari skor ideal 100. Hal ini berarti penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tergolong tinggi.
4)      Hasil evaluasi siklus III mengalami peningkatan yang cukup berarti, yakni 7,60, sedangkan sebelumnya 5,48 pada siklus I dan pada siklus II  6,53.
        Untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pembelajaran menulis puisi berdasarkan langkah-langkah metode kolaboratif pada siklus III, tim peneliti telah melaksanakan refleksi, yang hasilnya menunjukkan sebagai berikut.
1)      Aktivitas belajar siswa dalam PBM siklus III sudah mengarah ke langkah-langkah metode kolaboratif.  Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil kerja. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 74% pada siklus II menjadi 85% pada siklus III.
2)      Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam PBM siklus III didukung oleh meningkatnya aktivitas mengajar guru, baik dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada langkah-langkah metode kolaboratif. Guru secara intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 80% pada siklus II menjadi 91% pada siklus III.
3)      Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam melaksanakan evaluasi berkontribusi terhadap meningkatnya kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 7,00 pada siklus II meningkat menjadi 8,50 pada siklus III.
4)      Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi dari 5,48 (siklus I) menjadi 6,53 (siklus II) dan 7,33 (siklus III).
5)      Seluruh siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal, sehingga PTK berakhir sampai siklus III.

b.   Pembahasan
Setelah mendeskripsikan data hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif yang berlangsung dalam tiga siklus ini, langkah berikutnya adalah melakukan pembahasan, agar dapat diketahui kebermaknaan dari hasil penelitian ini.
Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamismelalui penggunaan metode kolaboratif telah dilakukan guru secara kolaborasi dengan tim peneliti yang telah dibentuk. Upaya ini telah ditempuh dalam tiga siklus.Setiap siklusnya menempuh empat tahapan lazimnya penelitian tindakan kelas, antara lain: (1) perencanaan (planning) tindakan; (2) pelaksanaan tindakan (acting) sesuai dengan rencana; (3) pengamatan (observing) terhadap proses tindakan; dan (4) refleksi (reflecting).Setelah membahas hasilnya, diperoleh gambaran sebagai berikut.
1.      Aktivitas belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif, secara bertahap mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
2.      Hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran menulis puisi yang disajikan dengan menggunakan metode kolaboratif secara bertahap mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik, hingga pada siklus III seluruh siswa dinyatakan mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran ini. Meningkatnya hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis terjadi karena aktivitas belajarnya  mengalami perbaikan ke arah yang diinginkan.
3.      Adanya perubahan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis disebabkan oleh perlakuan yang diupayakan guru mengenai sasaran. Perlakuan dimaksud, yaitu metode kolaboratif.

H.    Simpulan dan Saran
a.      Simpulan
Simpulan yang dapat diambil setelah melaksanakan serangkaian kegiatan penelitian dan membahas hasilnya, yaitu yaitu sebagai berikut.
1.    Penggunaan metode kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
2.    Penggunaan metode kolaboratif dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran menulis puisi bebas.


b.      Saran dan Tindak Lanjut
       Setelah terbukti bahwa metode kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamisdalam pembelajaran menulis puisi, maka diajukan saran dan upaya tindak lanjut sebagai berikut.
1.    Text Box: 59Metode kolaboratif, sebaiknya diterapkan dengan mempertimbangkan konteks permasalahan, agar terjadi suatu kondisi yang diharapkan. Penggunaan metode kolaboratif pada siswa yang menjadi subjek penelitian ini, telah membawa perubahan ke arah aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Untuk membuktikan hal itu, sebaiknya guru mencoba menerapkan metode ini kepada para siswanya dalam konteks pembelajaran yang sama.
2.    Hal-hal yang harus ditindaklanjuti agar diperoleh hasil yang lebih baik, yakni dalam pemberian bimbingan kepada siswa terkait dengan belajar dalam kelompok, agar antarsiswa dapat terjadi saling belajar, saling memberi dan menerima masukan yang positif, dan saling menghargai sudut pandang. Hal itulah yang dianggap masih perlu ditingkatkan pada siswa yang menjadi subjek penelitian ini.

I.       Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti. 2002. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Anshori, Dadang S dan Khaerudin Kurniawan. 2005. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Pusat Studi Literasi.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.
BSNP. 2006. Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jakarta : Depdiknas.
Djuraid, Husnun N. 2009. Panduan Menulis Berita. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Hermawan, Asep. 2007. Pengembangan Profesi Guru Melalui Tindakan Reflektif dan Aplikatif Diri Menjadi Peneliti Mahir dalam Penelitian Tindakan Kelas. Makalah: Tidak Dipublikasikan.
----------------------. 2007. Strategi Peningkatan Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran Melalui Penelitian Tindakan Kelas Secara Profesional dan Bermutu. Makalah: Tidak Dipublikasikan.
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2010. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Martinis Yamin. 2007. Model Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung : Alfabeta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Penilaian Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Berbahasa. Yogyakarta: BPFE.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual(Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta : Depdiknas.
Rosidi, Imron. 2009. Menulis... Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
Santana K, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sugihastuti. 2005. Penggunaan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press.
Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tarigan, H.G. 1997. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Akhir Penelitian Tindakan Kelas oleh TIM Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, FKIP, Universitas Galuh Ciamis.
.